Thursday, August 09, 2007

PM jumpa 312 ADUN BN -- Beri isyarat pilihan raya umum ke-12 makin hampir

KUANTAN 8 Ogos – Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi mahu kerjasama dan muafakat yang lebih erat diwujudkan antara wakil-wakil rakyat dengan para pegawai tadbir kerajaan bagi melancarkan lagi pembangunan negara.
Beliau berkata, pemerintah dan pentadbir tidak boleh dipisahkan demi memastikan kejayaan agama, bangsa dan negara.

Ulasan: Wakil rakyat adalah pemimpin politik setempat. Kalau tidak berhati-hati pemimpin politik dalam semua peringkat di negara mundur dan membangun adalah merupakan orang yang kaya kerana mereka mempunyai peluang untuk mengaut kekayaan melalui cara tidak sah. Kononnya berkhidmat di atas nama agama, bangsa dan negara tapi sebenarnya tidak. Rakyat melihat semua ini dan semakin cerdik untuk memilih wakil rakyat setepatnya yang berkhidmat kepada rakyat.

Majlis Fatwa benar SPR guna dakwat khas
PUTRAJAYA: Majlis Fatwa Kebangsaan semalam memutuskan penggunaan dakwat khas dari India bagi menanda jari pengundi pada pilihan raya umum akan datang, tidak melanggar hukum syarak. Pengerusinya, Prof Datuk Dr Abdul Shukor Husin, berkata keputusan itu dibuat berdasarkan tiga alasan, iaitu dakwat berkenaan tidak mengandungi unsur najis, tidak menyekat air daripada sampai ke kulit dan tidak mendatangkan kemudaratan yang jelas untuk dipakai pada jari dan kuku.

Ulasan: Selamat mengundi tanpa hantu seperti yang berlaku sebelum ini. Tapi kena perhatikan agihan kepada pusat-pusat mengundi seluruh negara supaya tidak berlaku dakwat palsu. Khabarnya di Malaysia  serba boleh.

Negara bebas kereta potong 5 tahun lagi
KUALA LUMPUR: Pusat Pemeriksaan Kenderaan Berkomputer (Puspakom), memberi jaminan negara akan bebas masalah kereta potong dalam masa lima tahun akan datang berikutan langkah kerajaan menguatkuasakan peraturan semua kereta persendirian wajib menjalani pemeriksaan sebelum ditukar hak milik.

Ulasan: Susah nak beri jaminan ini selagi rasuah berkuasa... Rakyat perlu merdekakan negara ini dari rasuah dengan menghukum puaka-puakanya. Apakah yang dapat harapkan lagi dari kerajaan BN/UMNO setelah memerintah 50 tahun negara?

Pengemis ditahan tiga tahun
KUALA LUMPUR: Pengemis yang ditangkap dalam operasi dan serbuan oleh pihak berkuasa di seluruh negara bakal dikenakan hukuman penjara maksimum tiga tahun bagi mengawal peningkatan aktiviti peminta sedekah yang kini semakin berleluasa.

Ulasan: Bekerja Itu Ibadah. Bekerja bukan hanya kebutuhan, tapi juga kewajiban. Berpahala jika dilakukan, berdosa kalau ditinggalkan. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa seorang lelaki dari kaum Anshar datang menghadap Rasulullah saw dan meminta sesuatu kepada beliau. Rasulullah saw bertanya, “Adakah sesuatu di rumahmu?”
Ada, ya Rasulullah!” jawabnya, “Saya mempunyai sehelai kain tebal, yang sebagian kami gunakan untuk selimut dan sebagian kami jadikan alas tidur. Selain itu saya juga mempunyai sebuah mangkuk besar yang kami pakai untuk minum.
Bawalah kemari kedua barang itu,” sambung Rasulullah saw. Lelaki itu membawa barang miliknya dan menyerahkannya kepada Rasulullah. Setelah barang diterima, Rasulullah saw segera melelangnya. Kepada para sahabat yang hadir pada saat itu, beliau menawarkan pada siapa yang mau membeli. Salah seorang sahabat menawar kedua barang itu dengan harga satu dirham. Tetapi Rasulullah menawarkan lagi, barangkali ada yang sanggup membeli lebih dari satu dirham, “Dua atau tiga dirham?” tanya Rasulullah kepada para hadirin sampai dua kali. Inilah lelang pertama kali yang dilakukan Rasulullah.
Tiba-tiba salah seorang sahabat menyahut, “Saya beli keduanya dengan harga dua dirham.”Rasulullah menyerahkan kedua barang itu kepada si pembeli dan menerima uangnya. Uang itu lalu diserahkan kepada lelaki Anshar tersebut, seraya berkata, “Belikan satu dirham untuk keperluanmu dan satu dirham lagi belikan sebuah kapak dan engkau kembali lagi ke sini.Tak lama kemudian orang tersebut kembali menemui Rasulullah dengan membawa kapak. Rasulullah saw melengkapi kapak itu dengan membuatkan gagangnya terlebih dahulu, lantas berkata, “Pergilah mencari kayu bakar, lalu hasilnya kamu jual di pasar, dan jangan menemui aku sampai dua pekan.”
Lelaki itu taat melaksanakan perintah Rasulullah. Setelah dua pekan berlalu ia menemui Rasulullah melaporkan hasil kerjanya. Lelaki itu menuturkan bahwa selama dua pekan ia berhasil mengumpulkan uang sepuluh dirham setelah sebagian dibelikan makanan dan pakaian. Mendengar penuturan lelaki Anshar itu, Rasulullah bersabda, “Pekerjaanmu ini lebih baik bagimu daripada kamu datang sebagai pengemis, yang akan membuat cacat di wajahmu kelak pada hari kiamat.
Rasulullah saw memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri. Rasulullah saw pernah ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,” (HR Ahmad dan Baihaqi).
Sedemikian tingginya penghargaan itu sehingga orang yang bersungguh-sungguh bekerja disejajarkan dengan mujahid fi sabilillah. Kerja tak hanya menghasilkan nafkah materi, tapi juga pahala, bahkan maghfirah dari Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan, maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan,” (HR Thabrani).
Kerja juga berkait dengan martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliannya. Sebaliknya, orang yang tidak bekerja alias menganggur, selain kehilangan martabat dan harga diri di hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan orang lain. Jatuhnya harkat dan harga diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Tindakan mengemis, merupakan kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT. Orang yang meminta-minta kepada sesama manusia tidak saja hina di dunia, tapi juga akan dihinakan Allah kelak di akhirat.
Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain,” (HR Bukhari dan Muslim).
Bekerja juga berkait dengan kesucian jiwa. Orang yang sibuk bekerja tidak akan ada waktu untuk bersantai-santai dan melakukan ghibah serta membincangkan orang lain. Ia akan menggunakan waktunya untuk meningkatkan kualitas kerja dan usaha.
Begitu pentingnya arti bekerja, sehingga Islam menetapkannya sebagai suatu kewajiban. Setiap Muslim yang berkemampuan wajib hukumnya bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Abu Hanifah adalah seorang ulama besar yang sangat dihormati. Ilmunya luas dan muridnya banyak. Di tengah kesibukannya belajar dan mengajar, ia masih menyempatkan diri untuk bekerja sehingga tidak jelas apakah ia seorang pedagang yang ulama atau ulama yang pedagang. Baginya, berusaha itu suatu keharusan. Sedangkan berjuang, belajar dan mengajarkan ilmu itu juga kewajiban.
Tentang nilai usaha ini, Islam tidak hanya bicara dalam tataran teori, tapi juga memberikan contohnya. Rasulullah saw adalah seorang pekerja. Para sahabat yang mengelilingi beliau juga adalah para pekerja. Delapan sahabat Rasulullah saw yang dijamin masuk surga adalah para saudagar yang kaya.
Kenapa orang yang bekerja itu mendapatkan pahala di sisi Allah SWT? Jawabannya sederhana, karena bekerja dalam konsep Islam merupakan kewajiban atau fardhu. Dalam kaidah fiqh, orang yang menjalankan kewajiban akan mendapatkan pahala, sedangkan mereka yang meninggalkannya akan terkena sanksi dosa. Tentang kewajiban bekerja, Rasulullah bersabda, “Mencari rezeki yang halal itu wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa dan sebagainya),” (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi)
Karena bekerja merupakan kewajiban, maka tak heran jika Umar bin Khaththab pernah menghalau orang yang berada di masjid agar keluar untuk mencari nafkah. Umar tak suka melihat orang yang pada siang hari tetap asyik duduk di masjid, sementara sang mentari sudah terpancar bersinar. Dari http://manbod.wordpress.com/2007/07/03/bekerja-itu-ibadah/ .

Umur persaraan diumum bila-bila masa
KUALA LUMPUR: Kerajaan dijangka membuat pengumuman, sama ada akan melanjutkan umur persaraan melebihi 56 tahun pada bila-bila masa.
Ketua Unit Komunikasi Korporat Jabatan Perkhidmatan Awam (JPA), Hasniah Rashid, berkata JPA sudah menyerahkan hasil kajian mengenai cadangan itu kepada kerajaan.

Ulasan: Jangan terlalu sibuk bekerja untuk dunia yang akan di tinggalkan sehingga tak sempat melakukan tugas kita di dalam hidup ini iaitu berdakwah dan memenangkan Islam.

Buaya jatuh tingkat 12 pangsapuri terselamat
MOSCOW: Seekor buaya terselamat walaupun selepas terjatuh dari tingkat 12 pangsapuri di sebuah wilayah Russia dalam cubaan melarikan diri menerusi tingkap.

Ulasan: Manusia pun perlukan kebebasan bukan menjadi abdi modern untuk mencari duit sahaja. Dapatkan kebebasan dengan berpegang kepada agama Allah.

No comments: